DARI Konya menuju Kayseri, sekitar 4 jam
dengan bis, kota yang sama-sama terletak di Anatolia Tengah. Sepanjang
perjalanan bisa disaksikan kemegahan situs sejarah Cappadocia. Balon-balon
mengambang menikmati rumah-rumah yang dipahat pada batu perkasa sebagai rumah
hunian bangsa Hittit sekitar tahun 1600 SM. Di Kayseri inilah acara
kumpul-kumpul bersama pengurus cabang istimewa Nahdhatul Ulama (PCINU) Turki
memperingati hari lahir ke-89 NU dalam pengajian akbar dan rampak budaya
Indonesia-Turki, pada 2-4 Februari 2015 lalu.
Harlah di Kayseri terasa sempurna
karena di kota inilah lahir ulama besar, salah satunya Sayyyid Burhaneddin
Tirmizi, guru Maulana Jalaluddin Rumi, ulama dan penyair sufi berpengaruh. Dan
acara memperkenalkan kebudayaan Islam Indonesia terlaksana lancar dengan
tampilnya pertunjukan tari Saman, rebana, dan tari Indang.
Diprakarsai PCINU Turki
bekerjasama dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia Kayseri, didukung KBRI Ankara,
Kuder dan Pemerintah Kota Kayseri ini tak lupa mengeksplorasi aspek-aspek
kultural agama Islam di Indonesia. Semua peraga dan identitas tradisional
keagamaan, khususnya yang dipraktikkan warga nahdliyin sendiri, ditampilkan
maksimal. Seperti seperangkat pakaian salat, mukena, baju koko, sarung,
songkok/peci dan pakaian tradisional Riau dan Betawi yang dipakai ketika
kondangan nikahan dan perayaan hari-hari besar Islam lainnya.
“Sebagai negara berpenduduk Islam,
antara Turki dan Indonesia, kegiatan yang menampilkan kebudayaan dan tradisi
keagamaan seperti ini perlu didukung dan disemarakkan. Masing-masing kita
mempunyai corak dan warna tradisi keagamaan berbeda. Kehadiran pelajar
Indonesia di Turki lewat kegiatan seperti ini sangat berguna dalam upaya
dialog tradisi agama Islam antara Turki dan Indonesia,” apresiasi Yüksel
Kahraman, perwakilan Pemerintah Kota Kayseri, dalam kata sambutannya.
Warga lokal Turki pun antusias
ketika peragaan pakaian tradisional keagamaan, tampil live di panggung.
Sampailah ke acara napak tilas ke situs-situs Islam di Kota Kayseri, paket
menarik yang ditawarkan panitia. Kayseri sudah dihuni sejak 3000 tahun SM ini
menyimpan banyak situs sejarah. Masa imperator Saljuk tercatat sebagai tanda
masuknya Islam pertama di Anatolia. Situs-situs sejarah sisa Bani Saljuk abad
12 masih tersisa hingga kini, seperti komplek Masjid Hunat Hatun yang di
dalamnya terdapat madrasah, hamam (tempat mandi bagi hurem raja), dan museum
imperator Saljuk.
Jauh sebelum era Saljuk, Kayseri
sudah dihuni berbagai peradaban yang datang silih berganti. Harus dicatat,
kota-kota di Turki menyimpan sejarahnya masing-masing. Di Anatolia misalnya,
situs-situs peradaban sejak zaman batu (Neolithic), Byzantium dan Romawi, era
Saljuk hingga Usmani tergurat jelas berupa artefak dan bentuk-bentuk peninggaan
lainnya yang mencengangkan.
Sempurnalah napak tilas ini
sebagai proses belajar pada sejarah peradaban masa lalu manusia yang pernah ada
di muka bumi. Dan akhirnya, panitia memboyong kami ke pucak gunung Erciyes
untuk bermain ski, snowboard dan salju sepuasnya. Erciyes adalah paket lengkap
menikmati kemegahan Kayseri. Fasilitas seperti teleferik, snowboard, kayak dan
kar arabasi oyunu (permainan mobil-mobilan salju, untuk anak-anak) memanjakan
semua pengunjung untuk menikmati salju di puncak gunung Erciyes. (b.je)
0 comments: